Header Ads

http://zakizi.blogspot.co.id/

SPBE Pulodarat,Pecangaan Jepara di Tolak Warga

..............www.ZAKIZI.BLOGSPOT.COM / PECANGAAN, JEPARA...............

JEPARA(SINDO) – Penolakan warga Pulodarat, Kecamatan Pencangaan,Kabupaten Jepara terhadap pembangunan stasiun pengisian bulk elpiji (SPBE) 3 kg milik PT Nagamas Energi Persada diduga hanya ulah segelintir orang.

Indikasinya,warga sekitar lokasi pembangunan SPBE mengaku tidak tahu-menahu mengenai upaya penolakan tersebut. Seperti diberitakan sebelumnya, surat penolakan pembangunan SPBE tersebut ditandatangani ratusan warga di RT 15/RW II,16/II dan 10/II. Surat bukti penolakan tersebut diajukan ke DPRD Jepara awal pekan ini. Intinya,warga menolak pembangunan SPBE karena dikhawatirkan dapat meledak dan ujungnya merugikan dan membehayakan warga sekitar.

Kemarin SINDO mendatangi warga di sekitar lokasi pembangunan SPBE.Yang mencurigakan, warga yang rumahnya paling dekat dengan SPBE mengaku tidak tahumenahu dengan upaya penolakan tersebut. Lokasi SPBE berada di wilayah RT 15/RW II. Jarak terdekat rumah warga di RT ini dengan tangki SPBE sekitar 45 meter. Adapun rumah warga di RT 16/RW II yang paling dekat dengan tangki SPBE sekitar 75 meter.

Yang paling jauh adalah rumah warga di RT 10/RW II yang jaraknya lebih dari 100 meter. Salah seorang warga RT 15/RW II,Supar,65,mengatakan,dia tidak pernah diajak rapat soal sikap penolakan terhadap pembangunan SPBE.Supar yang rumahnya paling dekat dengan SPBE (sekitar 15 meter dari pagar terluar SPBE) pernah diajak rapat oleh pengurus RT di lingkungannya.Setahu dia,rapat itu untuk meminta kompensasi atas pembangunan SPBE yang diproyeksikan mengisi kebutuhan elpiji 3 kg di sejumlah kecamatan di Jepara.

”Saya kaget kok tahu-tahu ada kabar warga menolak SPBE. Padahal beberapa bulan sosialisasi, warga sudah sepakat dengan SPBE ini.Berarti tanda tangan saya telah disalahgunakan,”kata Supar kemarin. Komentar serupa dilontarkan warga RT 16 RW II, Sukamto, 70, yang rumahnya berada di depan SPBE dan berjarak sekitar 20 meter dari pagar terluar,atau 75 meter dari tabung SPBE. Dia telah membubuhkan tanda tangan saat rapat RT yang tujuannya meminta kompensasi dari pemilik SPBE.

”Kalau ternyata ujungnya begini, ini namanya saya telah diperalat. Saya sudah mendapatkan sosialisasi, jadi tidak mungkin ikut dalam gerakan penolakan itu. Seumpama mau menolak, ya sudah saya lakukan dari dulu,”paparnya. Perangkat Desa Pulodarat, Kecamatan Pecangaan,Suhali juga mengaku tidak tahu-menahu soal penolakan warga di daerahnya terhadap SPBE. Menurut dia, pihak desa tidak pernah menggelar rapat koordinasi gerakan penolakan itu.

Pihak desa justru mendukung penuh SPBE. Alasannya, keberadaan SPBE diyakini akan berimbas positif terhadap warga Desa Pulodarat. Mulai soal rekrutmen tenaga kerja hingga community development dari manajemen PT Nagamas Energi Persada terhadap desa di sekitarnya. ”Pihak Pertamina sudah mengizinkan, Pemkab juga sama.Pihak desa juga telah mempertimbangkan matangmatang, makanya kita dukung,” tandasnya.

Norwana, perwakilan warga yang menolak SPBE,menyangkal adanya pemalsuan tanda tangan warga. Upaya penolakan murni inisiatif dari warga sendiri.Hanya, dia mengakui ada sejumlah warga yang tidak menandatangani lembar penolakan secara langsung, tapi diwakilkan. Itu karena yang bersangkutan tidak mahir membaca dan menulis,atau hanya sekadar tanda tangan.“Tapi ini inisiatif warga. Ya, kita lihat saja nanti,” katanya. (muhammad oliez)

Tidak ada komentar

Terima kasih atas kunjungan anda....
Kami tunggu anda , kembali....

zakizi berbagi. Diberdayakan oleh Blogger.